Apa itu Startup? Model Bisnis Gaya Baru yang Memajukan Perekenomian Dunia
Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin majunya zaman, semakin berkembang juga yang namanya pergerakan sektor lahan bisnis. Lahan bisnis diciptakan dengan melihat peluang yang tentunya untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas. Selain itu serta bermunculan istilah-istilah yang susah dipahami orang awam. Dan salah satu istilah tersebut adalah startup, model bisnis gaya baru yang akhir-akhir ini cukup menjanjikan dalam memajukan perekonomian dunia.
Pengertian Startup – Apa itu Startup?
Startup adalah sebutan untuk sebuah perusahaan rintisan dan merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan startup umumnya merupakan perusahaan yang baru berdiri serta masih berada dalam tahap pengembangan dan penelitan untuk menemukan lahan yang tepat untuk memasarkan produk.
Adapun istilah “Startup” menjadi populer secara internasional pada masa naik daunnya dot-com, dimana pada masa tersebut banyak perusahaan dot-com atau perusahaan digital yang didirikan secara bersamaan. Intinya, bisnis startup merupakan suatu bisnis yang baru saja berkembang. Namun secara produk, bisnis ini lebih identik dengan hal yang berbau teknologi, web, internet, dan hal-hal yang berhubungan dengan ranah tersebut. Usaha startup mulai berkembang pada akhir 90an dan berlanjut hingga tahun 2000.
Ada beberapa karakteristik yang menggolongkan bahwa perusahaan tersebut berjenis startup. Berikut ini adalah beberapa karakteristik tersebut:
- Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
- Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
- Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun
- Masih dalam tahap berkembang
- Umumnya beroperasi dalam bidang teknologi
- Produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital
- Biasanya beroperasi melalui website
Perkembangan Dunia Startup di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang menyambut baik perkembangan startup untuk memajukan perekonomian. Bahkan pendiri-pendiri startup baru terus bermunculan di tanah air, dan tidak sedikit pula tokoh yang berhasil dalam menggeluti usaha ini.
Dailysocial.net pernah menyimpulkan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 1500 startup lokal yang ada di Indonesia. Dan hal ini tentu bukan perkara sedikit, banyak pendiri startup yang harus berpikir inovatif agar perusahaan yang ia bangun tidak kalah dari para pesaing (startup lain sejenis). Pengguna internet yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan satu lahan pasar yang cukup menjanjikan bagi para pegiat startup. Dari situ, banyak bermunculan startup-startup lokal maupun interlokal yang tergolong berhasil misalkan Tokobagus, Tokopedia, Gojek, dan lain sebagainya.
Rama Mamuaya, CEO dailysocial.net mengatakan bahwa startup di Indonesia sendiri tergolong menjadi tiga kelompok, antara lain:
- Game
- Aplikasi edukasi, dan
- Jual beli/ e-commerce dan infomasi
Rama Mamuaya juga menyebutkan kalau startup game dan aplikasi edukasi memang mempunyai pasar yang luas dan potensial serta sangat terbuka di Indonesia. Hal ini dikarenakan proses pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah. Ditambah lagi mengenai persoalan game, masyarakat Indonesia sangat antusias sekali. Jadi tidak terlalu sulit untuk mengembangkan startup ini.
Sementara startup yang bergerak di bidang e-commerce dan informasi, Rama menilai masih sangat sulit untuk berkembang dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Ditambah lagi banyaknya startup sejenis milik pesaing.
Untuk menyalurkan pemikiran anda mengenai startup, sekarang ini telah banyak berdiri komunitas-komunitas pegiat startup di Indonesia. Yang pastinya akan memudahkan siapa saja yang ingin menciptakan startup. Dan salah satu komunitasnya adalah Digital Valley (Bandungdigitalvalley.com), Jogja Digital Valley (Jogjadigitalvalley.com), Ikitas (ikitas.com), dan lain sebagainya.
Komunitas tersebut bertujuan untuk memudahkan para founder untuk saling bertukar pendapat, atau bekerja sama dalam membangun bersama, hingga mencari relasi mengenai investor. Banyak manfaat didapat bagi pegiat startup yang bergabung dalam komunitas tersebut.
Meskipun demikian, mendirikan startup tentu saja bukan perkara mudah. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Warta Ekonomi kepada startup mentor di Silicon Valley yakni Molly Nagler menyatakan bahwa banyak dan hampir semua startup pernah gagal, namun kegagalan itu tidak harus dipandang sebagai sesuatu yang negatif karena masih banyak sisi positif yang terdapat di dalamnya.
Secara sederhana, Molly mengatakan jika kegagalan dalam startup adalah hal yang lumrah. Kita sebagai pegiat startup tidak seharusnya memandang kegagalan itu sebagai sesuatu yang negatif, tapi sebaiknya dipandang sebagai sisi positif. Karena kita akan banyak mendapatkan pelajaran, hikmah yang tentu saja untuk dikaji supaya bagaimana kedepannya agar kita tidak gagal lagi. Intinya seperti konsep trial and error pada umumnya.
Selain Bukalapak dan Tokopedia yang notabennya adalah startup berjenis e-commerce, rupanya masih banyak perusahaan rintisan genre lain yang berhasil seperti Kaskus dan Urbanesia. Adapun contoh startup internasional yang sukses adalah seperti Facebook, Twitter, Instagram, Google dan lain-lain.
0 Response to "Apa itu Startup? Model Bisnis Gaya Baru yang Memajukan Perekenomian Dunia"
Posting Komentar