Pengertian Reksadana Saham: Beri Return Terbaik, Tapi Resiko Besar
Reksadana saham menawarkan keuntungan terbaik dalam berinvestasi . Tapi, resikonya tidak kecil. Perlu memahami pengertian dan tujuan keuangan yang cocok untuk berinvestasi di instrumen ini.
Salah menentukan tujuan, bisa fatal akibatnya. Bagaimana menentukan Reksadana saham terbaik?
Tulisan ini bagian dari Panduan Investasi Reksadana
Ketika pertama kali berinvestasi di Reksadana, 15 tahun yang lalu, saya secara tidak sengaja mulai dengan Reksadana Saham. Karena, saat itu bekerja di bursa efek jakarta, saya tidak paham instrumen pasar modal selain saham. Jadilah, pengertian Reksadana Saham yang saya paling kenal.
Blessing in disguise, hasilnya, saya menikmati keuntungan yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Investasi naik beberapa kali lipat.
Tapi, itu bukan tanpa tantangan.
Dalam beberapa waktu, pernah harga saham anjlok ke level paling rendah (saham Astra pernah sampai Rp 800 perak – beneran!), sampai – sampai memotong nilai investasi saya di Reksadana. Tapi, kemudian seiring pulihnya pasar, nilai investasi recover dan bahkan lebih tinggi dari sebelumnya.
Saya banyak melihat teman atau orang yang tidak paham bagaimana seharusnya berinvestasi di Reksadana Saham sehingga kerap mengambil langkah yang salah. Misalnya, panik dan terlalu cepat menjual unitnya ketika pasar sedang turun, yang bermuara pada kerugian investasi. Ini hal yang sebenarnya bisa dihindari, jika punya pemahaman yang baik.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya sebelum terjun, kita pahami dulu seluk beluk investasi ini. Apa pengertian Reksadana Saham ? Bagaimana cara investasi yang tepat? Siapa Reksadana saham terbaik?
Reksadana Saham
Portfolio dari reksadana ini adalah saham. Manajer Investasi mengelola portfolio dengan membeli dan menjual saham. Keuntungan atau kerugian diperoleh dari kenaikkan atau penurunan harga saham – saham.
Ketentuannya adalah investasi hanya dilakukan pada saham perusahaan Berbadan Hukum Indonesia di Bursa Efek di Indonesia atau bursa efek luar negeri. Artinya, tidak sembarang perusahaan bisa dibeli sahamnya oleh reksadana. Harus yang sudah tercatat di pasar modal.
Aturan ini tujuannya adalah melindungi para pemodal. Karena untuk perusahaan bisa mencatatkan saham di Bursa Efek harus lolos serangkaian kriteria yang ketat dari regulator, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, masih dalam upaya perlindungan pemodal, OJK mengatur perilaku investasi reksadana saham, antara lain, sbb:
- Dilarang membeli saham di bursa efek luar negeri yang informasinya tidak dapat diakses dari Indonesia melalui media massa atau fasilitas internet
- Investasi maksimum pada satu saham adalah 10% dari nilai asset Reksadana.
- Dilarang menguasai lebih dari 5% modal perusahaan dari saham terkait.
Komposisi Investasi
Tidak semua portfolio diinvestasikan dalam saham. Sebagian ada yang ditempatkan dalam uang tunai atau deposito.
Tujuannya agar saat pemodal mencairkan unit bisa dilayani dengan cepat tanpa harus menjual saham. Selain butuh waktu, menjual saham secara mendadak bisa menurunkan nilai portfolio karena harga di pasar tidak selalu dalam kondisi baik.
Contoh komposisi Reksadana Saham adalah 80% Saham dan 20% Cash. Komposisi ini bisa dilihat dalam Prospektus atau di fund fact-sheet.
Apa saja saham yang dibeli oleh Manajer Investasi? Infomasi ini secara umum terdapat di fund fact sheet yang dirilis setiap bulan. Isi sahamnya bisa berbeda – beda tergantung strategi manajer investasi. Berikut ini contohnya:
Fund Fact Sheet
Return vs Risk
Dalam menilai reksadana terbaik, kita wajib melihat return dan risk. Tidak bisa hanya salah satunya karena keduanya saling erat berhubungan.
#1 Return Menjanjinkan
Keunggulan Reksadana Saham adalah keuntungannya, yang boleh dikatakan, paling tinggi diantara jenis reksadana lain, seperti campuran, pendapatan tetap dan pasar uang. Ini reksadana yang secara umum menawarkan keuntungan terbaik.
Berikut ini data dari peringkat Majalah Investor yang menunjukkan kinerja Reksadana Saham terbaik selama periode lima tahun (2013-2009) sebagai berikut:
Kinerja Reksadana Saham 5 Tahun 2009 sd 2013
Anda bisa lihat setiap tahun rata – rata Reksadana Saham tersebut menyumbangkan keuntungan diatas 20%. Artinya, dalam waktu 5 tahun keuntungan sudah berlipat 100%.
Tingginya return membuat banyak orang kepincut. Sampai – sampai lupa bahwa dibalik keuntungannya yang tinggi ada risiko yang tidak kalah tinggi.
#2 Risk Perlu Waspada
Teori keuangan menyatakan bahwa high return high risk. Dibalik tingginya keuntungan terdapat resiko yang tidak kecil. Prinsip ini berlaku exactly di Reksadana Saham.
Tingginya return membawa konsekuensi resiko. Resiko berarti return bisa berfluktuasi sangat tajam sampai ke level terendah.
Saya pernah mengalami saat bursa sedang kritis di tahun 2008 dimana harga saham – saham pada berguguran. Nilai Reksadana Saham saya saat itu mengalami penurunan tajam sekali sampai – sampai membuat nilai pokok investasi ikut tergerus.
Nilai resiko ini tercermin dalam risk tahunan yang bisa dilihat dalam tabel diatas. Rata – rata punya tingkat resiko cukup tinggi. Dengan angka resiko sebesar 20%-an itu artinya return bisa berfluktuasi naik keatas sebesar 20% dan turun kebawah sebesar 20% dari nilai rata-ratanya.
Banyak orang yang jatuh cinta dengan reksadana ini karena tergiur melihat tingginya keuntungan. Tapi mereka lupa resikonya. Akibatnya, saat pasar sedang gejolak, mereka panik dan menjual unit cepat-cepat. Tindakan yang seharusnya tidak dilakukan karena hanya akan mendatangan kerugian.
Tips Reksadana Saham
Ada sejumlah hal yang sebaiknya dipahami ketika berinvestasi di jenis reksadana ini.
Tips#1 Tentukan Tujuan Keuangan
Tujuan keuangan akan menentukan apakah pantas menggunakan Reksadana Saham sebagai instrumen investasi.
Saya selalu ingat semboyan pakar perencana keuangan independen Ligwina Hananto, yaitu ‘Tujuan Lo Apa’. Artinya, Tujuan Keuangan-mu menentukan pilihan instrumen keuangan. Bukan sebaliknya, berinvestasi tanpa tahu untuk apa tujuannya.
Kenapa menetapkan tujuan sebelum memilih instrumen itu penting?
Mengingat risikonya yang tinggi, perlu periode investasi yang panjang untuk mengelola risiko tersebut. Karena itu, Reksadana saham digunakan untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai 15 tahun lagi.
Jadi, kalau tujuannya untuk 5 tahun lagi, kemudian memutuskan berinvestasi di Reksadana saham karena melihat tingginya keuntungan, itu sama saja nekad. Pemodal mengambil resiko yang sangat besar. Ini yang perlu disadari calon pemodal.
Tips#2 Jangka Panjang
Karena tingginya fluktuasi return, sebagaimana tercermin di tabel sebelumnya, reksadana saham adalah investasi jangka panjang.
Para perencana keuangan umumnya mematok periode 15 tahun sampai 20 tahun sebagai target ideal untuk jenis reksadana ini. Lebih cepat dari itu tidak disarankan karena kemungkinkan fluktuasi return yang besar.
Belajar dari dua kali krisis di tahun 2008 dan 1998, pulihnya bursa saham membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 tahun. Setelah periode itu, harga – harga saham sudah kembali normal dan bahkan naik lebih tinggi dari periode sebelumnya (analisa bisa lihat disini).
Tips#3 Review Kinerja Lima Tahun
Sebuah kebiasaan untuk melihat kinerja reksadana dalam jangka pendek 1 tahun. Biasanya, yang berhasil mencatat keuntungan tinggi dalam setahun terakhir dielu-elukan oleh media.
Padahal mungkin saja prestasi itu hanya faktor luck atau kebetulan saja. Dalam statistik, faktor kebetulan punya peran penting dalam mempengaruhi performance.
Supaya tidak terkecoh oleh faktor luck, perlu melihat konsistensi kinerja selama beberapa tahun. Idealnya sepanjang mungkin. Tapi kadangkala data yang tersedia tidak memadai.
Paling tidak selama 5 tahun bagaimana kinerja bisa dinilai. Untuk memastikan bahwa reksadana ini adalah the real winner atau tidak.
Tips#4 Bandingkan Return dan Risk
Seperti telah berulang disampaikan sebelumnya, bahwa reksadana itu dilihat tidak hanya return saja tetapi juga resiko. Keuntungan dan resiko.
Oleh sebab itu, ketika mencari-cari yang terbaik, keuntungan dan resiko harus dilihat secara bersamaan.
Kenapa?
Contohnya, ada reksadana yang kinerjanya bagus sekali, luar biasa returnnya diatas rata – rata market. Kalau hanya berpatokan pada keuntungan semata, reksadana ini jelas akan dipilih.
Tapi, ternyata keberhasilannya karena manajer investasi reksadana ini sangat agresif dan spekulatif dalam memilih saham. Saham – saham kapitalisasi kecil yang jadi koleksi mereka. Kebetulan, kondisi market sedang bagus (bullish) dimana bursa efek tumbuh dengan baik dan harga – harga saham terbang tinggi.
Tapi market tidak selamanya bagus, bukan. Ada saatnya turun, atau bahkan anjlok.
Ketika market turun, reksadana ini pasti yang terpukul paling keras karena saham – saham yang mereka pilih adalah saham – saham yang fluktuasinya paling tajam. Alhasil, kinerjanya bisa turun sangat dalam.
Jadi, pemodal harus membandingkan kedua indikator ini, return dan risk, supaya yang terpilih adalah yang paling optimal perbandingan return dan risk-nya.
Bagaimana caranya? Salah satunya menggunakan indikator Sharpe Ratio, yang membandingkan Return dengan Risk. Dalam peringkat reksadana yang dilakukan oleh majalah Investor dan tabloid Kontan, Sharpe ratio menjadi salah satu komponen penting.
Kesimpulan
Reksadana Saham adalah salah satu alternatif investasi terbaik karena menawarkan keuntungan tertinggi. Namun, pengertian jenis investasi ini wajib dipelajari dan dipahami dengan baik.
Mulai investasi tanpa pemahaman bisa sangat berbahaya. Yang paling utama, Anda harus paham apa tujuan keuangan dan apakah tujuan keuangan tersebut bisa dicapai terbaik dengan Reksadana Saham.
0 Response to "Pengertian Reksadana Saham: Beri Return Terbaik, Tapi Resiko Besar"
Posting Komentar